Nasi Pecel Tumpang Khas Wong Kediri




Sak iki Kediri Bersemi Kembali, Ora mung wisata ne seng akeh sentra pembelanjaan ne yo ora kalah akeh e... .
artinya: Sekarang Kediri Bersemi Kembali, tidak cuma wisatanya yang banyak juga sentra pembelanjaan juga tidak kalah banyaknya.

Jika anda jalan-jalan ke Kota Kediri anda dapat melihat Wisata alam, Wisata hiburan dan tak lengkap mencoba masakan orisinil kas Wong Kediri, adalah Nasi Pecel Tumpang Khas Wong Kediri. Dan lebih nikmat lagi jikalau jalan-jalan waktu malam hari, tidak lengkap jikalau tidak berkunjung di Jalan Dhoho. Jalan Dhoho ini layaknya Jalan Marlboro di Yogyakarta, namun versi Kediri. Berbagai pertokoan berjajar sepanjang Jalan Dhoho. Ada toko pakaian, aneka kerajinan dan swalayan. Tidak lupa aneka macam masakan khas Kediri juga terpampang sepanjang jalan ini.

Nah, sehabis anda puas berbelanja, anda dapat istirahat sejenak di pinggir Jalan Dhoho sambil memesan nasi pecel tumpang pincuk. Sambil di sepanjang Jalan Dhoho.

Pecel tumpang Jalan Dhoho biasanya mulai digelar jam 03.00 sore sampai tengah malam. Jangan anggap bahwa pecel tumpang di sini disajikan di dalam ruangan lengkap dengan daerah duduk menyerupai apa yang kita bayangkan. Pembeli hanya disediakan tikar plastik atau karpet dan bebas menentukan daerah duduk lesehan. Boleh di depan pertokoan yang tutup, trotoar maupun di manapun di sepanjang Jalan Dhoho, asal tidak di tengah jalan..
hehehehe...

Para penjual pecel tumpang pun tidak mempunyai gerobak atau daerah khusus untuk penjualan. Mereka menggelar dagangannya di depan pertokoan dengan bermodalkan pikulan dan daerah seadanya. Walaupun daerah pedagang antara satu dengan lainnya saling berdekatan, namun mereka sama-sama laris dan mempunyai penggemar fanatik, Wih... kayak artis aja ya.. hehehehe. Para penikmat pecel tumpang fanatik itu seringkali tiba hanya untuk bersantai dan menikmati masakan khas Kediri ini.
 
Menu yang disajikan pun beragam, sesuai dengan selera pembeli. Ada yang suka dengan nasi pecel, nasi tumpang maupun nasi campur (campuran antara tumpang dan pecel). Cara penyajian sambal tumpang tak jauh beda dengan cara penyajian sambal pecel, adalah dengan nasi yang di atasnya di beri aneka lalapan atau sayur-mayur yang telah direbus terlebih dahulu kemudian disiram dengan sambal tumpang dan diberi peyek sebagai pelengkap, dapat peyek kacang atau peyek teri. Pecel tumpang ini disajikan di atas pincuk yang terbuat dari daun pisang. Anda dapat memakai sendok yang disediakan atau makan pakai tangan(muluk). Jika anda muluk anda tinggal minta kobokan untuk basuh tangan.
Tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk menikmati makanannya hanya mengeluarkan Rp. 5000,- anda sudah mendapat satu pincuk pecel tumpang, 1 gelas teh anget ato es teh dan sisanya dapat buat parkir. tidak mahal bukan?
 
Sambal tumpang terbuat dari tempe yang telah wangi (bosok). Tempe yang sudah membusuk ini dimasak di campur dengan aneka bumbu menyerupai lombok atau cabe, bawang, garam dan bumbu dapur lainnya. Sambal tumpang memang terbuat dari tempe bosok, namun jangan keburu jijik cobalah dulu rasanya jikalau telah matang, niscaya akan menciptakan anda ketagihan. Saya sudah mulai ketagihan nich. Yuk coba buruan....hehehehe

Sekian artikel dari saya perihal masakan khas e wong Kediri

Related Posts

Nasi Pecel Tumpang Khas Wong Kediri
4/ 5
Oleh